“KARAKTERISTIK ORANG YANG BERIMAN”
Kata Mukmin itu gampang diucapkan, kata mukmin juga gampang dituliskan, kata mukmin juga sering kita dengarkan, pada berbagai acara, berbagai kesempatan sering seorang ustadz atau penceramah mengajak kepada pendengar untuk selalu menjaga imannya, lhaa orang yang Iman ( Beriman ) itulah dalam bahasa arab disebut Mukmin, namun predikat yang disandang seseorang ( orang Mukmin ) ternyata ciri-cirinya antara lain ada pada QS. Al-Mukminun: 1-11 disana jelas sekali ciri orang mukmin itu, namun apakah kemukminan kita sesuai dengan QS. Al-Mukminun : 1-11 atau sekedar disebut orang beriman, tentu tidak kan , agar kita menjadi mukmin yang baik mari kita simak bersama pada ayat tersebut yang mengandung ciri-ciri seorang mukmin :
1. Khusyuk dalam shalat, yakni shalat yang disertai rasa hormat kepada Allah SWT, dan ia yakin akan berjumpa dengan-Nya sehingga shalatnya dilaksanakan dengan penuh kesungguhan, konsentrasi dan membekas dalam kehidupan sesudah shalat. Allah SWT berfirman, “ Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya, ” (Al-Baqarah; 45- 46).
2. Meninggalkan segala bentuk kesia-siaan, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan. Hal ini karena keberadaan seorang Mukmin tentu saja harus memberi manfaat bagi manusia yang lain. sehingga ia selalu berbuat yang terbaik bagi dirinya dan bagi orang lain. Rasulullah saw bersabda, “ Sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain, ” (HR Muslim).
Begitu pula bila memiliki ilmu, seorang mukmin akan mengamalkan ilmunya dengan baik. Rasulullah saw bersabda, “ Orang yang paling keras siksanya pada hari kiamat adalah orang yang berilmu tapi tidak memanfaatkannya, ” (HR Thabrani).
3. Menunaikan zakat, sehingga hartanya bersih dari segala kemungkinan yang haram dan hatinya juga bersih dari sifat-sifat yang tercela dalam kaitan dengan harta, seperti kikir, terlalu cinta harta dan sebagainya. Zakat, infak dan sedekah merupakan bentuk-bentuk mengeluarkan harta di jalan kebaikan sebagai ciri orang yang beriman, sehingga mereka pun mendapat jaminan surga dari Allah SWT. Firman Allah Swt. “ Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka, ” (QS at- Taubah: 111).
4. Menjaga kehormatannya, yaitu mereka yang dapat menjaga, mengatur serta mengarahkan nafsu biologisnya pada arah, jalan yang dibenarkan oleh agama, tidak menuruti hawa nafsu keinginan yang tidak dikendalikan oleh keimanan.
5. .Memelihara amanah atau kepercayaan, yang diberikan kepadanya. Mukmin yang beruntung menyadari bahwa jika diberi kercayaan dalam berbagai bentuk itu merupakan sesuatau yang akan selalu dijaga dan dipelihara. Sebab, hal itu merupakan sesuatau yang dipahami pertanggung jawabannya dihadapan Allah SWT. Firman-Nya, “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui, ” (QS al-Anfal: 27).
Karena begitu penting memelihara amanah sebagai salah satu kunci untuk mendapatkan keberuntungan, maka amanah itu tidak bisa dipisahkan dari iman sehingga bisa dipastikan ketiadaan iman bagi orang yang tidak mampu memelihara amanah, Rasulullah saw bersabda, “ Tidak (sempurna) iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak (sempurna) agama seseorang yang tidak menunaikan janji, ”
(HR Ahmad).
6. Memenuhi janji, baik janji kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia. Ketika manusia berjanji kepada Allah, seorang Mukmin akan memenuhinya, yakni selalu beribadah kepada-Nya. Allah SWT berfirman, “ Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan,
” (QS al-Fatihah: 5).
Begitu juga dengan janji kepada sesama manusia yang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban. Allah SWT berfirman, “ Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) samapi ia dewasa dan penuhilah janji itu pasti diminta pertanggung jawabnya, ” (QS al- Isra: 34).
7. Memelihara shalat, sehingga ia selalu menunaikan shalat dengan sebaik-baiknya yang telah diwajibkan kepadanya. Dari shalat yang ditunaikan dengan baik inilah, akan lahir dari dirinya kepribadian yang shalih yang selalu menunjukkan prinsip- prinsip shalat dalam kehidupan sesudah shalat, sehingga shalat tidak sekedar dikerjakan, tapi didirikan yang pengaruhnya bisa mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar. Allah SWT berfirman, “ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan, ” (QS al-Ankabut: 45).
Ma ka sih.